Anak-anak sangat suka dengan makanan manis, seperti permen, gulali, es krim, susu, dan sebagainya. Namun, terkadang anak-anak lupa untuk menggosok giginya setelah makan makanan manis. Hal ini memicu tumbuhnya bakteri pada gigi dan gigi anak jadi berlubang. Hal kecil ini kadang memang terlupakan oleh anak dan orangtua, kemudian baru disadari setelah gigi anak berlubang. Ayo, coba perhatikan gigi anak Anda.
Bagaimana gigi berlubang bisa terjadi?
Normalnya permukaan gigi ditutupi dengan plak gigi. Bakteri pada plak gigi akan memetabolisme gula dari makanan dan menghasilkan asam. Perlu diketahui, gula merupakan makanan dari bakteri. Asam ini kemudian akan mengikis mineral dari permukaan gigi atau biasa disebut dengan enamel.
Di lain sisi, saliva atau air liur yang terdiri dari kalsium dan fosfat akan mengurangi asam yang menyerang gigi dengan menetralisir dan mencegahnya menghilangkan mineral dari gigi. Namun, saliva membutuhkan waktu yang cukup untuk melakukan ini.
Jika anak Anda terus-terusan makan dan minum, terutama yang mengandung gula, saliva tidak akan punya cukup waktu untuk melakukan kerjanya. Siklus bakteri menghasilkan asam dan kemudian saliva membantu untuk mengurangi asam akan terus berlanjut. Karena terlalu banyak asam yang diproduksi, saliva tidak punya cukup tenaga untuk melawannya dan pada akhirnya mineral pada permukaan gigi akan terkikis. Bintik putih pada gigi kemudian akan muncul, menandakan mineral gigi sudah hilang. Ini merupakan tanda pertama dari gigi berlubang.
Perkembangan untuk menuju gigi berlubang dapat dihentikan pada saat ini. Permukaan gigi dapat memperbaiki dirinya dengan menggunakan mineral dari saliva dan fluoride dari pasta gigi. Namun, jika mineral yang hilang tetap tidak dapat digantikan, maka proses untuk menuju gigi berlubang akan berlanjut. Seiring waktu, permukaan gigi akan melemah dan hancur, membentuk sebuah lubang.
Bagaimana cara mencegah gigi berlubang?
Gigi berlubang terjadi karena hilangnya mineral pada gigi yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini menghasilkan asam yang akan mengikis permukaan gigi. Sebenarnya, saliva dalam mulut kita sudah bekerja keras untuk menjaga gigi kita dari bakteri dan asam. Namun, karena makanan yang kita makan cukup banyak, saliva membutuhkan bantuan untuk melakukan kerjanya.
Untuk membantu saliva dalam mencegah gigi berlubang, Anda sebaiknya mengajarkan anak Anda untuk:
1. Rajin menyikat gigi secara teratur
Menyikat gigi secara teratur menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride penting dilakukan untuk mencegah gigi berlubang. Fluoride dapat mencegah gigi berlubang dengan cara mencegah hilangnya mineral dari permukaan gigi, menggantikan mineral yang hilang pada gigi, mengurangi kemampuan bakteri untuk menghasilkan asam.
Menyikat gigi sebaiknya dilakukan dua kali sehari, yaitu setelah sarapan dan sebelum tidur. Saat tidur, saliva yang dihasilkan hanya sedikit, sehingga sikat gigi sebelum tidur membantu gigi memperbaiki dirinya dari asam.
Aturan menyikat gigi untuk anak-anak
Saat anak menyikat gigi, sebaiknya perhatikan:
- Tidak perlu untuk menambahkan pasta gigi untuk anak berusia di bawah 2 tahun saat menyikat gigi, air saja sudah cukup untuk menyikat gigi anak pada usia ini. Untuk anak usia 2-6 tahun, sebaiknya Anda yang memberi pasta gigi pada sikat gigi anak. Berikan hanya sebesar biji kacang saja, jangan terlalu banyak karena juga akan merusak gigi anak.
- Ajari anak untuk membuang pasta giginya setelah menyikat gigi dan jangan sampai tertelan oleh anak. Kandungan fluoride yang tinggi pada pasta gigi anak jika tertelan oleh anak akan menyebabkan penyakit fluorosis. Anak usia di bawah 6 tahun biasanya cenderung untuk menelan pasta gigi saat menyikat gigi, apalagi rasa sikat gigi yang manis dan seperti buah membuatnya ingin menelannya.
- Jika anak belum bisa menyikat giginya sendiri, sebaiknya Anda bantu menyikat gigi anak. Coba bantu anak Anda menyikat gigi pada awal-awal menyikat gigi dan biarkan ia yang meneruskannya sendiri.
2. Memperhatikan makanan yang dimakan anak
Makanan sangat mempengaruhi kesehatan gigi anak. Makanan dan minuman yang mengandung gula memicu bakteri untuk menghasilkan asam dari gula tersebut. Asam ini kemudian mengikis mineral pada permukaan gigi. Walaupun saliva dapat melawan asam, tetapi jika terlalu banyak asam yang dihasilkan oleh bakteri, saliva tidak mampu untuk menanggulanginya.
Oleh karena itu, Anda perlu memperhatikan makanan dan minuman apa saja yang dimakan anak dan seberapa sering anak makan dan minum yang manis-manis. Satu hal yang sering dilewatkan adalah apakah anak menyikat giginya setelah makan atau minum manis, hal ini sangat penting dilakukan untuk mencegah gigi berlubang apalagi jika anak Anda suka yang manis. Pastikan anak tidak makan lagi setelah sikat gigi sebelum tidur.
Beberapa makanan dan minuman manis yang sebaiknya dibatasi untuk dikonsumsi oleh anak adalah:
- Cokelat
- Cake dan biskuit
- Kue manis dan pie buah
- Puding
- Sereal
- Selai
- Madu
- Es krim
- Sirup
- Minuman ringan, seperti minuman bersoda dan minuman teh dalam kemasan
Sebaiknya beri anak waktu untuk menikmati makanan ringan manis tersebut, di antara waktu makan utama. Hal ini berguna untuk mengurangi kebiasaan anak makan makanan manis terus menerus dan juga untuk memberikan waktu bagi saliva untuk memperbaiki gigi.
3. Memeriksakan gigi anak ke dokter gigi secara rutin
Jangan lupa untuk selalu memeriksakan gigi anak secara rutin ke dokter gigi, setidaknya satu tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesehatan gigi anak, sehingga jika terjadi kerusakan pada gigi anak dapat diketahui sedini mungkin. Jelaskan dengan perlahan kepada anak bahwa mereka tidak perlu takut dengan dokter gigi.