Sampai saat ini, malaria masih menjadi salah satu penyakit infeksi yang paling dikhawatirkan di Indonesia. Mencatut CNN Indonesia, laporan Kemenkes tahun 2017 menyatakan bahwa dari total 262 juta penduduk Indonesia, sebanyak 4,9 juta atau dua persennya tinggal di daerah sangat rawan penyebaran malaria, seperti Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan sebagian Kalimantan. Selama tahun 2017 pula tercatat ada 261.617 kasus malaria yang menewaskan setidaknya 100 orang di Indonesia.
Meski angka kejadian malaria tidak sebesar demam berdarah dengue (DBD), tapi risikonya tidak bisa disepelekan. Malaria bisa mengancam nyawa, terlebih pada anak-anak. Maka dari itu tiap orangtua harus waspadai gejala malaria sedini mungkin.
Bagaimana malaria ditularkan?
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Parasit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi. Ketika Anda tergigit nyamuk Anopheles betina, parasit akan masuk ke dalam aliran darah dan berkembang biak di hati (liver).
Jika nyamuk menghisap darah dari orang yang sudah terinfeksi lebih dulu, maka secara otomatis parasit ini akan masuk ke dalam nyamuk tersebut. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia yang sehat, manusia tersebut akan tertular parasitnya.
Namun, malaria juga bisa ditularkan melalui transfusi darah dan dari ibu ke janin atau yang disebut dengan malaria kongenital. Infeksi ini sangat umum terjadi pada daerah yang beriklim tropis.
Berbagai gejala malaria pada anak
Gejala malaria pada anak biasanya muncul tergantung dari jenis parasit yang ditularkan. Anda perlu waspada jika buah hati Anda menunjukkan berbagai gejala seperti:
- Nafsu makan menurun drastis.
- Sakit kepala.
- Mual.
- Mudah rewel.
- Rasa sakit dan nyeri di seluruh tubuh terutama punggung dan perut.
- Limpa yang membesar.
- Kejang atau hilang kesadaran ketika malaria sudah menjangkit otak.
- Anak mengalami kesulitan untuk tidur.
- Demam, bisa terus menerus atau muncul dan hilang secara bergantian.
- Demam bisa terus meningkat dalam 1 hingga 2 hari dan bisa mencapai 40,6 derajat celcius.
- Badan menggigil tetapi berkeringat.
- Laju napas lebih cepat dari biasanya.
Dalam beberapa kasus bahkan anak bisa mengalami hipotermia, bukan lagi demam. Artinya, anak memiliki suhu tubuh yang jauh lebih rendah dari biasanya. Umumnya, gejala ini muncul pada anak usia dibawah lima tahun yang terjangkit malaria.
Malaria adalah penyakit yang serius dan terbukti bisa berakibat fatal terutama bagi anak bayi dan balita. Oleh karena itu, segera konsultasikan ke dokter saat Anda melihat berbagai gejala malaria pada anak. Apalagi jika Anda sedang berada di daerah yang endemis malaria.